WARTA-JOGJAKARTA || GUNUNGKIDUL — Sejak ditetapkannya ” new normal ” hingga dibukanya objek wisata Gunungkidul menjadikan para penggiat wisata maupun pecinta wisata bangkit dalam keterpurukan diakibatkan covid-19 yang melanda wilayah Gunungkidul.Salah satunya Kalurahan Nglanggeran, Kapanewon Patuk yang sudah terkenal dengan Gunung api purba, embung serta olahan lokal yang di kelola oleh masyarakat Nglanggeran sendiri.(13/07/20)
Acara tersebut dihadiri ketua tim PPM UNY Drs.Wien Pudji Priyanto DP, MPd, dinas kebudayaan Gunungkidul, Dewan kebudayaan Kapanewon Patuk Kemiran, Lurah Nglanggeran Senen serta jajarannya. Acara ini diawali latihan selama 5 kali pertemuan yang dibimbing oleh Mahasiswa UNY Jurusan Bahasa dan Seni dalam rangka Penelitian Seni dan Budaya di Kalurahan Nglanggeran, dalam latihan dan terbentuknya grup Jatilan Turonggo Manis.
Acara pementasan latihan tari jatilan turonggo manis yang digelar kemarin pagi, Minggu 12/07/20 pukul 09.00 wib di halaman kalurahan Nglanggeran, Kapanewon Patuk merupakan presentasi grup tari jatilan yang dibimbing langsung oleh mahasiswa UNY jurusan bahasa dan seni dalam rangka penelitian seni dan budaya di Kalurahan Nglanggeran.
” Disamping untuk melestarikan adat tradisi budaya yang mana Kalurahan merupakan bagian dari Pemangku Keistimewaan serta berkeinginan meningkatkan status desa atau Kalurahan dari rintisan desa budaya menjadi desa budaya “, jelas Senen kepada redaksi.
Dengan terbentuknya grup Jatilan Turonggo Manis ini harapannya bisa menambah kasanah serta mewarnai ragam budaya yang ada di Nglanggeran untuk bisa bersinergi dengan adanya Desa Wisata.
WJ (Wahyudi )