WARTA-JOGJAKARTA || GUNUNGKIDUL — Sungguh miris nasib yang dialami almarhum Sukamto (55) warga Padukuhan Grogol II, Kalurahan Bejiharjo, Kapanewon Karangmojo yang meninggal di proyek pembangunan SD N Grogol I Sabtu (19/09/2020) pukul 16.00 WIB.
Setelah pihak keluarga harus kehilangan salah satu anggota keluarganya, derita keluarga korban masih bertambah ketika pihak sekolah hanya menyerahkan santunan senilai Rp 200 ribu rupiah.
Menurut keterangan Kepala Sekolah SD N I Grogol, Marjudi menyebutkan korban awal mulanya terlihat biasa tanpa ada tanda-tanda sakit setelah seharian bekerja di proyek tersebut.
” Pada saat kejadian, setelah para pekerja sudah menginjak waktu pulang, korban yang terlihat menyapu di halaman perpustakaan sekolah tiba-tiba terjatuh dan tidak sadarkan diri, pekerja yang lain berusaha memberikan pertolongan kepada korban, kemudian saya berinisiatif membawa korban ke rumah sakit “, terang Marjudi Selasa (22/09/2020)
Sesaat setelah sampai di rumah sakit, korban dinyatakan meninggal dunia. Saat dikonfirmasi oleh media warta-jogjakarta.com, Marjudi tidak bersedia memberikan keterangan secara terperinci, serta tidak menyebutkan penyebab meninggalnya korban.
” Tidak ada keterangan penyebab korban meninggal dari pihak rumah sakit, hanya memberikan surat pernyataan bahwa saat tiba di rumah sakit korban sudah dalam keadaan meninggal, dan diserahkan kepada pihak keluarga “, ungkap Kepala Sekolah.
Lebih lanjut Marjudi mengemukakan bahwa penyebab meninggalnya Sukamto tidak terlepas dari unsur mistis yang berada di area proyek.
” Setelah kami dapat masukan dari orang pintar, faktor penyebab meninggalnya korban ada unsur mistis di area proyek pada saat akan dimulai pengerjaannya tidak disyarati terlebih dahulu “, menurut penjelasan Marjudi.
Sementara itu Wagiman sebagai Ketua Komite Sekolah SDN Grogol I tidak mengetahui secara pasti kejadian tersebut, dirinya mengatakan bahwa saat kejadian memang tidak ada di lokasi proyek.
” Saya kebetulan tidak berada di lokasi, hanya menerima informasi dari Pak Sudiro selaku ketua P2S, bahwa ada pekerja yang meninggal di proyek “,jelas Wagiman.
Kejanggalan semakin terasa, setelah salah satu fasilitator yang mendampingi pembangunan proyek rehab sekolah, Haryanto sama sekali tidak mengetahui perihal kejadian tersebut.
” Saya malah baru mendengar informasi ini, pihak sekolahpun tidak memberitahu tentang hal tersebut “, terang Haryanto.
Belum hilang rasa duka yang dirasakan keluarga, kasak-kusuk kabar yang berhembus dimasyarakat terkait penyebab meninggalnya korban yang terkesan ditutupi oleh penanggungjawab proyek, pihak SD N Grogol I melalui Kepala Sekolah Marjudi mengisyaratkan hanya bersedia memberikan santunan kepada keluarga korban senilai Rp 200 ribu.Pelaksanaan pembangunan rehab sekolah SD N Grogol I yang sudah berjalan hampir dua bulan ini pada faktanya mengabaikan keselamatan bagi para pekerjanya, tidak ditemukan pemakaian alat pelindung diri seperti helm, masker, sarung tangan dan sepatu kerja.
Indikasi yang beredar di masyarakat terkait kejadian tersebut, dalam hal ini Kepala Sekolah dan Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) SD N Grogol I sebagai penanggungjawab proyek tidak memberikan hak perlindungan bagi para pekerjanya.
WJ (Wahyudi)