Kalkulasi kucuran dana rehab ini menelan anggaran Rp 561.622.900,00 langsung dikelola oleh Sekolah dan Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) yang didampingi Fasilitator yang telah ditunjuk oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul.
Dalam pengerjaannya sekilas tidak ada yang janggal, namun setelah ditelusur lebih dalam permasalahan muncul, mulai dari dibongkarnya kembali material yang telah terpasang sampai dengan kualitas hasil pengerjaan.
Saat dikonfirmasi terkait permasalahan ini, Kepala Sekolah SD N Grogol I, Marjudi memaparkan material yang terpasang tidak sesuai spesifikasi yang tertuang dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) karena sebagian besar menggunakan material kayu lama yang masih bisa digunakan kembali dari hasil bongkaran proyek.
” Setelah dievaluasi, kami disarankan untuk membongkarnya kembali, karena ada perubahan di RAB “, urai Marjudi dalam keterangannya Jum’at (18/09/2020) kepada Media Warta Jogja saat dikonfirmasi.
Alih-alih mendapatkan kualitas hasil yang memuaskan, pembangunan proyek inipun tidak sesuai dengan harapan.Dari hasil penelusuran di lokasi proyek, Kamar mandi yang sedianya sudah finishing dalam pengerjaannya nampak muncul keretakan tembok di beberapa titik.Besaran anggaran senilai Rp 30 juta tidak sesuai dengan ekspektasi secara kualitas.
” Saya bersama P2S bertanggungjawab penuh atas proyek ini, makannya pengelolaan proyek ini beda dari sekolah-sekolah lain, walaupun pada prakteknya mendapat tekanan luar biasa yang harus kami terima dari pihak luar, terkait dengan kualitas kami sudah berusaha semaksimal mungkin mengacu pada RAB yang sudah disepakati “, sambung Kepala Sekolah.
Disinggung pihak yang diindikasi memberi tekanan, Marjudi lebih banyak diam dan tidak memberikan keterangan lanjut perihal bentuk tekanan dan pihak mana yang dimaksud.
Sementara itu, Haryanto yang ditunjuk sebagai salah satu fasilitator saat dihubungi melalui media Whatsapp terkait hasil dari pengerjaan proyek berdalih bahwa dia bukan fasilitator proyek rehab jamban siswa SD N Grogol I, melainkan hanya mendampingi pengerjaan rehab ruang kelas saja.
” Itu bukan kewenangan saya, mungkin fasilitator yang lain “, tandas Haryanto singkat Sabtu ( 19/09/20 ).
Saat media Warta Jogja berusaha menggali informasi lanjutan, Budi Purwanto selaku fasilitator bagian rehab ruang guru dan jamban siswa tidak bersedia dimintai keterangan.
Seperti diketahui, anggaran dana yang dikucurkan oleh pemerintah untuk rehab pembangunan SD N Grogol I, Kapanewon Karangmojo tergolong paling besar diantara proyek yang ada, namun pengelolaannya ditengarai tidak transparan karena banyak ditemukan kejanggalan terkait total aliran dana dalam perincian operasional proyek rehab ini.
WJ ( Wahyudi )