WARTA JOGJA | GUNUNGKIDUL — Untuk mengantisipasi baby boom (ledakan kelahiran bayi) pasca pandemi COVID-19, layanan KB ( Keluarga Berencana ) tetap berjalan. Upaya tersebut dilakukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melihat fenomena pasangan usia subur menunda pasang alat KB ke fasilitas kesehatan.(02/06/20)
Guna mencegah putus pakai pemakaian kontrasepsi, BKKBN mengambil langkah strategi, yang tujuannya adalah :
1. Mempertahankan keberlangsungan peserta KB aktif
2. Meningkatkan capaian peserta KB baru
sedangkan 10 strategi dari BKKBN guna cegah putus pakai pemakaian kontrasepsi, yakni
1. Alternatif penggunaan alokon jangka pendek selama masa pandemi seperti, pil,
suntik, dan kondom.
2. Menggerakkan secara aktif pola KIE yang gencar untuk dapat memberikan
pemahaman tentang tetap perlunya dilakukan pelayanan KB dengan mengikuti
prosedur pencegahan Covid-19.
3. Pemberdayaan peran PKB/PLKB untuk berperan aktif dalam penggerakan
pelayanan KB pada masa Pandemi Covid-19.
4. Memantau pelayanan KB di faskes dan Praktek Mandiri Bidan.
5. Memberikan bantuan APD (masker dan handscoon) untuk pelayanan KB bagi PMB.
6. Mengembangkan hotline informasi pelayanan KB dan kespro.
7. Membuat aplikasi pemantauan ibu hamil, KBPPPK dan keberlangsungan
pemakaian alat kontrasepsi (kerjasama dengan PD IBI dan UGM).
8. Memperkuat jaringan kemitraan dengan stakeholder dan mitrakerja (termasuk
provider pelayanan KBKR) melalui WA group dan Webinar.
9. Membuat ILM (iklan layanan masyarakat) tentang himbauan memutus rantai penyebaran Covid-19 dan tetap ber-KB di masa pandemi Covid-19.
10. Memastikan ketersediaan alkon, baik di OPD KB kabupaten/kota maupun di
faskes dan PMB.
Dikutip dari sumber akun facebook Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DP3AKPM&D) Kabupaten Gunungkidul.
WJ. ( Red )