WartaJogja.co.id || SLEMAN — Aktivitas Gunung Merapi belum juga mengalami tanda-tanda penurunan, terpantau mengalami beberapa kali luncuran awan panas serta guguran lava pijar mengarah ke barat daya dengan jarak luncur mencapai 1000 meter dari puncak, Sabtu (20/03/2021).
Menurut Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida mengatakan analisis morfologi puncak berdasarkan foto kondisi dari sektor barat daya tanggal 18 Maret terhadap tanggal 11 Maret 2021, menunjukkan adanya perubahan morfologi are puncak karena aktivitas guguran dan pertumbuhan kubah.
” Pertumbuhan volume kubah lava di sektor barat daya mengalami peningkatan sebesar 840.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan mencapai 2.900 meter kubik per hari”, terang Hanif.
Analisis morfologi area puncak berdasarkan foto dari sektor tenggara tanggal 18 Maret terhadap tanggal 11 Maret 2021 menunjukkan perubahan ketinggian kubah tengah sebesar 65 meter, dengan estimasi volume sebesar 950.000 meter kubik dengan pertumbuhan sejak 4 Januari 2021 sebesar 12.800 meter kubik per hari.
Lebih lanjut Hanik Humaida mengungkapkan pada tanggal 12 dan 17 Maret 2021 terjadi aliran lahar dengan intensitas rendah menuju Kali Boyong.
” Berdasarkan pengamatan aktivitas Merapi, menunjukkan jika aktivitas erupsi efusif masih tecatat masih terjadi, hingga masih berstatus SIAGA”, terangnya.
Berdasarkan catatan aktivitas Gunung Merapi tersebut, dimungkinkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan dan barat daya, meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Bebeng, Krasak dan Kali Putih hingga radius 5 kilometer dari puncak perlu diwaspadai, sedangkan lontaran material vulkanik jika terjadi erupsi eksplosif diperkirakan mencapai radius 3 kilometer dari puncak.
( Redaksi )