WartaJogja.co.id || YOGYAKARTA— Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Yogyakarta melakukan aksi turun ke jalan dengan melakukan orasi sebagai bentuk penolakan terhadap pembungkaman demokrasi serta anti Dinasti Politik terhadap Pemerintah. Aksi ini digelar pada Jum’at 6 Oktober 2023 bertempat di Pertigaan Revolusi Kampus UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Aliansi Mahasiswa dan masyarakat Yogyakarta ini menilai jika situasi negara saat ini tengah mengalami carut marut yang terus berkelanjutan mulai dari runtuhnya demokrasi yang berimbas pada seluruh sektor kehidupan bernegara.
Arya DWI Prayetno, selaku Koordinator Daerah BEM Nusantara DIY kepada Media WartaJogja.co.id mengungkapkan dalam orasi tersebut Aliansi mahasiswa dan masyarakat Yogyakarta menyebut menjelang pesta demokrasi yang digelar 5 tahunan ini masyarakat saat ini dihadapkan praktik- praktik politik yang kotor sehingga terjadi pembodohan politik di tengah masyarakat.
” Dalam situasi seperti ini, kami aliansi mahasiswa dan masyarakat Yogyakarta menyampaikan kepada para pemangku kebijakan melalui orasi yang kami lakukan berharap agar edukasi politik yang baik dan benar dikembalikan sebagaimana mestinya kepada kaum pelajar, mahasiswa dan masyarakat secara unum “, tegas Arya, Minggu (8/10/2023).
Mahasiswa dan masyarakat Yogyakarta menyayangkan jika keputusan yang dikeluarkan oleh pemangku kebijakan kini hanya sebagai pelanggeng keserakahan dari segelintir pihak yang berkepentingan.
” Sebagai contoh saat ini adalah Mahkamah Konstitusi (MK) tidak seharusnya dikangkangi oleh rezim yang berkuasa, karena jika ini terjadi maka MK tidak lagi berdaulat “, ungkapnya
Aliansi ini juga menyoroti jika masa kepemimpinan Presiden menuai banyak kontroversi dan persoalan demokrasi yang diidikasikan mengarah kepada keserakahan kekuasaan sebagai contoh diberikannnya keistinewaan kekuasaan atas relasi kuasa dan hubungan keluarga yang disebut dengan Dinasti politik.
Mahasiswa dan masyarakat harus memiliki peran sebagai agen kontrol pada Sistem demokrasi yang berjalan pada Negara yang menganut Sistem demokrasi seperti Indonesia
” Kami sepakat menyampaikan bahwa para penguasa diharamkan mengintervensi dan mencoba merasuk pada kebijakan yang berujung pada kesesatan yang membuat rakyat sengsara “, tandas Arya.
Orasi yang dilakukan oleh gabungan dari mahasiswa yang terdiri dari 30 Kampus dan juga masyarakat Yogyakarta berjalan damai dengan harapan agar Pemerintah cepat tanggap dan merespon kondisi Negara saat ini.
Tidak dapat dibenarkan jika kekuasaan dijadikan alarm untuk memberangus demokrasi, terlebih adanya upaya-upaya dari penguasa untuk menggunakan dan memanfaatkan lembaga Negara untuk memberikan keistimewaan kekuasaan dengan mudah bagi keturunan dan keluarganya.
” Kami bersepakat untuk menolak segala bentuk praktik yang bisa meruntuhkan sistim demokrasi di Negara Republik Indonesia yang kita cintai ini “, tutupnya
( Red/Yudhi )